Kunjungan ke Universitas Wakayama – Belajar cara membuat Ichigo Daifuku

Kali ini, saya akan bercerita tentang pengalaman saya saat mengunjungi Universitas Wakayama atau yang dikenal dengan nama Wakayama Daigaku (WaDai). Universitas Wakayama ini sendiripun juga sudah bekerjasama selama 4 tahun lamanya dengan Universitas BINUS di Jakarta, sehingga pada acara kali ini, kami mahasiswa dari Universitas BINUS akhirnya dapat mengunjungi Universitas Wakayama. Karena biasanya, kami hanya bisa menerima kunjungan dari para mahasiswa Universitas Wakayama. Sesi-sesi yang diselenggarakan pun menarik, kami melakukan culture exchange dengan mahasiswa-mahasiswa Universitas Wakayama.

Untuk sesi yang pertama, kami melakukan presentasi tentang BINUS kepada mahasiswa-mahasiswa WaDai, setelah itu kami dibawa berkeliling untuk melakukan Campus Tour. Dan setelah Campus Tour-nya selesai, kami pergi makan bersama-sama dengan mahasiswa WaDai di kantin. Menu yang saya pilih untuk makan siang ini adalah Ontama Negitoro-don, selain menu utama, saya juga menambahkan Miso-shiru sebagai menu sampingan. Dan untuk makanan penutupnya, saya membeli Milk Pudding dan Fruit Yogurt.

(Kiri-Kanan) Milk Pudding, Ontama Negitoro-don, Miso-shiru dan Fruit Yogurt

Setelah kami selesai makan siang, kami kembali lagi ke kelas untuk melanjutkan sesi. Sesi selanjutnya adalah sesi kelas Nihongo yang dipimpin oleh Nagatomo-sensei, pada sesi ini kami diberikan 1 tugas untuk mencari kosa kata dari bahasa Jepang yang hanya menggunakan 1 huruf hiragana atau katakana, contohnya seperti か (nyamuk) 、い (lambung) 、て (tangan) dan lain-lain. Nagatomo-sensei juga memberikan penjelasan tentang tempat-tempat dan sejarah yang ada di Wakayama.

Sesi kelas Nihongo yang dipimpin Nagatomo-sensei

Kemudian, sesi selanjutnya adalah sesi membuat Ichigo Daifuku, pada sesi ini, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari mahasiswa BINUS dan WaDai. Sesi kali ini dipimpin oleh seorang sensei yang memang sudah terampil dalam membuat Wagashi (traditional sweets). Selain membuat Ichigo Daifuku, kami juga mendapatkan kesempatan untuk menyicipi Teh Matcha yang dibuat juga oleh sensei tersebut.

Saat diajari cara untuk membuat Ichigo Daifuku

Teh Matcha dan Ichigo Daifuku

Biasanya, Ichigo Daifuku menggunakan Anko atau yang biasa dikenal dengan kacang merah sebagai isiannya. Tetapi, pada kali ini kami menggunakan Shiro-an, yang terbuat dari kacang putih. Untuk yang tidak begitu suka manis, saya menyarankan untuk menggunakan Shiro-an, tetapi di Indonesia sendiri juga agak sulit ditemukan. Dan buah stroberi yang kami gunakan untuk membuat Ichigo Daifuku ini pun berbeda dengan yang ada di Indonesia, ukurannya stroberi ini lebih besar dan rasanya manis.

Hasil buatan saya (´・ω・)

Ketika dipotong menjadi 2

Sesi membuat Ichigo Daifuku adalah sesi terakhir sebelum closing, pada saat closing kami mahasiswa BINUS memberikan kenang-kenangan dari Indonesia untuk mahasiswa WaDai. Dan setelah kami selesai memberikan kenang-kenangan, kami berfoto bersama-sama. Selain itu, pada kesempatan kali ini juga saya dapat bertemu kembali dengan Takumi, atau yang mungkin dikenal sebagai Takumi-sensei, karena ia pernah mengajar di BINUS untuk magang. Kemudian selesailah kunjungan kami ke Wakayama Daigaku (´∀｀*)

Foto bersama

Foto dengan Takumi ヽ(´▽｀)/

Nah, sekian cerita dari saya kali ini. See you on next post! XD